Hybrid yang ditawarkan Kanzen ini adalah penggunaan bahan bakar gas dan Premium dalam satu motor. Teknologi hybrid ini pastinya berbeda dengan teknologi hybrid yang digunakan pada mobil. Tabung gas yang dipakai sementara menggunakan tabung industri rumah tangga dengan kapasitas 3kg. Ditempatkan tepat di bawah jok pengendara. Tentunya kondisi ini mengorbankan penempatan tangki bensin dan bagasi barang.
Selain gas, Kanzen tetap menggunakan Premium untuk membantu proses pembakaran dalam mesin. Yaitu pada saat start awal, mesin bensin akan bekerja duluan. Lalu ketika suhu pada mesin sudah mencapai 50 derajat celcius, pengendara sudah bisa menekan switch control untuk pindah menggunakan bahan bakar gas.
Proses Kerja Bahan Bakar Gas
Proses kerja bahan bakar bensin pada motor Kanzen Hybrid ini sama seperti proses kerja motor dengan sistem karburator lainnya. Namun Kanzen juga mengembangkan teknologi yang bernama Evapurator. Yakni teknologi untuk menurunkan kadar tekanan yang dihasilkan oleh gas tadi. Karena tekanan gas LPG yang keluar dari tabung tidak serta-merta bisa langsung diolah dan dikonsumsi dalam karburator .
Nah dalam evapurator yang digunakan itu, terdapat beberapa bagian untuk menurunkan kadar tekanan gas cair tadi menjadi lebih kecil. Namun yang paling penting adalah proses pencampuran udara dengan gas cair yang akan dialirkan menuju karburator.
“Kami belum bisa memberikan keterangan lengkap untuk disiarkan melalui media tentang teknologi ini. Karena memang masih dalam proses pengembangan. Yang jelas setelah keluar dari evapurator tadi, tekanannya sudah berubah menjadi 0.5 bar dan masih melalui alat ini sebelum dialirkan ke karburator,” ungkap Chris Andri Tjahyono selaku product engineer KMI.
Switcher Manual
Tidak seperti teknologi mobil hybrid yang mampu melakukan switch sumber tenaga secara otomatis, pada motor Kanzen Hybrid ini proses switch dilakukan secara manual. Switcher-nya sendiri terdapat tepat di bawah setang kemudi sebelah kanan yang menempel pada dada belakang motor. Mungkin masih akan merepotkan pengendara untuk melakukan hal tadi, namun ini masih prototipe yang masih memungkinkan untuk berubah.
Sistem Safety
Masalah yang selalu menghantui banyak orang saat melihat tabung gas tersebut berada tepat dibawah jok sang pengendara, adalah faktor keamanan. Apalagi tabung tersebut tepat berada diatas mesin, dan ini akan sangat rentan dengan kondisi panas yang dihasilkan oleh mesin. “Justru sebaliknya, bahan bakar gas yang terdapat di sini justru tidak akan bisa dikonsumsi jika kondisinya dingin. Karena gas cair tersebut akan beku. Belum lagi saat BBG sedang digunakan, kondisi tabung justru cenderung dingin. Nah kondisi panas dari mesin inilah yang akan menjaga suhu tabung tetap stabil agar gas cair tidak menjadi beku,” jelas Chris.
“Berhubungan dengan masalah safety untuk motor prototipe ketiga, kami sudah membuatkan frame penyanggah dan pengunci khusus agar tabung tetap aman. Dan untuk membuktikan hal ini kami melakukan tes jatuh pada motor tersebut. Dan hasilnya kondisi tabung tidak mengalami hal apapun,” imbuh Nono Sumarno selaku Product Design KMI.
Selain frame dan kondisi suhu tabung, selang yang digunakan untuk mengalirkan gas tersebut juga tidak bisa menggunakan selang tabung gas industri rumah tangga. Karena tipe selang tersebut tidak bisa bertahan lama, bahkan cenderung membengkak dan getas hingga akhirnya pecah dan membuat gas habis percuma. Oleh karena itu disarankan untuk menggunakan selang standar otomotif dengan kode ECE 110.
Karena motor tersebut masih merupakan prototipe dari motor hybrid yang akan dikeluarkan oleh KMI, tentunya desain body tidak akan seperti yang terlihat sekarang. Karena KMI masih konsentrasi dengan pengembangan teknologi hybrid pada motor mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar